Tuesday, October 14, 2014

Logo Provinsi Provinsi Di Indonesia dan Artinya

PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM 





Lambang Aceh adalah Pancacita. Pancacita adalah lima cita, yaitu keadilam, kepahlawanan, kemakmuran, kerukunan, dan kesejahteraan. Lambang Aceh berbentuk persegi lima yang menyerupai kopiah. Dalam perisai itu terdapat dacin (alat timbangan), rencong, padi, kapas, lada, cerobong pabrik, kubah masjid (di antara padi dan kapas), kitab dan kalam. Keadilan dilembangkan dengan dacin. Kepahlawanan dilambangkan dengan recong. Kemakmuran dilambangkan dengan padi, kapas, lada, dan cerobong pabrik. Kerukunan dilambangkan dengan kubah masjid. Sedangkan kesejahteraan dilambangkan kitab dan kalam.


PROVINSI SUMATERA UTARA 


Lambang Sumatera Utara terdiri dari padi dan kapas, perisai berbentuk jantung yang didalamnya terdapat lukisan bintang bersudut lima, bukit barisan berpucuk lima, pelabuhan, dan pabrik. Di tengah perisai terdapat gambar seorang yang sedang menanam padi yang dikelilingi sawit, karet, ikan, dan
daun tembakau. Perisai yang digantung dengan rantai pada kepalan tangan di atas merupakan lembang semangat menegakkan cita-cita rakyat Sumatra Utara. Tujuh belas kuntum kapas dan empat puluh lima butir padi merupakan simbol hari kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945. Bukit Barisan memiliki makna tata kemasyarakatan yang luhur, bersemangat persatuan dan gotong-royong.





PROVINSI SUMATERA BARAT 
 
Lambang Sumatera Barat berbentuk perisai segi lima. Di dalam lambang, terdapat lukisan kubah masjid dan bintang, rumah gadang, dan gelombang air. Kubah masjid melambangkan Islam sebagai agama utama rakyat Sumatra Barat. Bintang sebagai simbol Ketuhanan Yang Maha Esa. Rumah gadang memiliki makna semangat demokrasi, karena merupakan tempat masyarakat bermusyawarah. Gelombang air merupakan simbol dinamika rakyat Sumatra Barat.






PROVINSI BENGKULU

Lambang Bengkulu berbentuk perisai dengan tulisan Bengkulu. Di dalam lambang perisai, terdapat lambang bintang, cerana, rudus (senjata), bunga Rafflesia arnoldii, tangkai buah padi dan kopi. Bintang memiliki makna Ketuhanan Yang Maha Esa. Cerana melambangkan kebudayaan yang tinggi, senjata rudus melambangkan kepahlawanan. Bunga Rafflesia arnoldii merupakan keistimewaan alam Bengkulu]]. Padi dan kopi sebagai simbol kesejahteraan. Selain itu, terdapat lukisan ombak berjulah 18 garis, daun kopi 11 lembar, bunga kopi setiap tangkai berjumlah 6 buah, dan setiap tangkai berjumlah 8 dimana semuanya menunjukkan tanggal 18 November 1968 (hari lahir provinsi Bengkulu).



      PROVINSI RIAU

 Lambang Riau terdiri dari perisai yang ditepinya terdapat mata rantai berjumlah 45. Di dalam perisai terdapat lukisan padi, kapas, gelombang laut, perahu lancang kuning, dan keris. Rangkaian mata rantai berjumlah 45 memiliki makna tahun kemerdekaan RI. Padi dan kapas sebagai simbol kesejahteraan rakyat. Gelombang laut berjumlah 5 melambangkan Pancasila sebagai dasar negara RI. Perahu lancang kuning menggambarkan semangat rakyat Riau dalam mencari hasil laut yang melimpah. Keris berhulu kepala burung serindit memiliki makna kepahlawanan rakyat Riau berdasarkan kebenaran dan kebijaksanaan.








PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Lambang Kepulauan Riau terdiri dari 6 (enam) bagian dengan rincian sebagai berikut : Bintang berwarna kuning melambangkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Mata Rantai berwarna hitam berjumlah 32 (tiga puluh dua) yang berlatar belakang warna hijau muda melambangkan kebersamaan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau yang bersatu padu dan menunjukkan berdirinya Provinsi Kepulauan Riau sebagai Provinsi yang ke- 32 di Negara Republik Indonesia. Perahu berwarna kuning sebagai simbol alat transportasi masyarakat Kepulauan Riau dengan layar berwarna putih yang terkembang melambangkan semangat kebersamaan dalam satu tekad mengisi laju pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau. Padi berwarna kuning berjumlah 24 (dua puluh empat) butir dan Kapas berwarna hijau dan putih berjumlah 9 (sembilan) kuntum melambangkan kesejahteraan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau sebagai tujuan utama dan mengingatkan tanggal disahkannya Undang-Undang terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau 24 September 2002, Sebilah Keris berluk 7 (tujuh) berwarna kuning emas berhulu kepala Burung Serindit berwarna hitam, di atas tepak sirih berwarna merah lekuk 5 (lima), di dalam perahu berwarna kuning yang dengan gelombang 7 (tujuh) lapis, yang masing-masing melambangkan sebagai berikut : Sebilah Keris berluk 7 (tujuh) berwarna kuning emas berhulu kepala Burung Serindit berwarna hitam, melambangkan keberanian dalam menjaga dan memperjuangkan negeri bahari ini untuk menuju kesejahteraan dan kemakmuran, Tepak Sirih berwarna merah melambangkan persahabatan, Perahu berwarna kuning sebagai simbol alat transportasi masyarakat Kepulauan Riau dengan layar berwarna putih yang terkembang, melambangkan semangat kebersamaan dalam satu tekad mengisi laju pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau, Gelombang berlapis 7 sebagai simbol bulan Juli, sehingga mengingatkan kita diresmikannya Provinsi Kepulauan Riau yakni tanggal 1 Juli 2004; Tulisan “PROVINSI KEPULAUAN RIAU” berwarna putih di atas dasar lambang daerah berwarna biru tua sebagai identitas nama daerah Pita berwarna kuning bertuliskan “BERPANCANG AMANAH BERSAUH MARWAH” berwarna hitam adalah motto daerah yang mengandung semangat dan tekad serta azam masyarakat Provinsi Kepulauan Riau dalam menuju cita-cita luhurnya.  


       PROVINSI JAMBI

Lambang Jambi berbentuk perisai segi lima yang di dalamnya terdapat gambar masjid, keris, gong, dan bertuliskan Sepucuk Jambi Sembilan Lurah. Perisai segi lima melambangkan jiwa dan semangat Pancasila. Masjid melambangkan ketaatan beragama rakyat Jambi. Keris sebagai simbol kepahlawanan dan keberanian. Gong sebagai simbol jiwa musyawarah.  






PROVINSI SUMATERA SELATAN


Lambang Sumatera Selatan berbentuk perisai bersudut lima. Di dalamnya terdapat lukisan bunga teratai, batang hari sembilan, jembatan Ampera, dan gunung serta di atasnya terdapat atap rumah khas Sumatera Selatan. Tertulis semboyan "Bersatu Teguh" pada bagian tengah bawah perisai. Bunga teratai berkelopak lima berarti keberanian dan keadilan berdasarkan Pancasila. Selain itu bunga padma atau teratai adalah bunga suci dalam agama Buddha yang melambangkan Kemaharajaan Sriwijaya sebagai bukti sejarah kegemilangan masa lalu Sumatera Selatan. Batang hari sembilan adalah nama lain provinsi Sumatera Selatan yang memiliki sembilan sungai. Jembatan Ampera merupakan ciri yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan. Gunung memiliki makna daerah pegunungan yang banyak terdapat di Sumatera Selatan. Sedangkan atap khas Sumatera Selatan yang berujung 17 dan 8 garis genting dan 45 buah genting merupakan simbol kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945.  


PROVINSI LAMPUNG

 

Lambang Lampung terdiri dari lukisan padi dan lada yang merupakan simbol hasil bumi yang banyak terdapat di Lampung. Laduk dan payan berupa golok dan tombak adalah senjata tradisional masyarakat Lampung. Gong merupakan simbol demokrasi. Singer sebagai lambang keagungan budaya. Payung adalah tempat masyarakat berlindung. Pada lambang, terdapat tulisan Sang Bumi Ruwai Jurai yang berarti rumah tangga yang agung bagia dua golongan masyarakat (ruwai dan jurai) yang terdapat pada masyarakat asli dan pandatang.







PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 

Perisai Bersudut Lima, melambangkan Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kepulauan Bangka Belitung, melambangkan wilayah, masyarakat, sistem pemerintah, kebudayaan dan sumberdaya alam Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Lingkaran Bulat Simetrikal, melambangkan kesatuan dan persatuan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam menghadapi segala tantangan di tengah - tengah peradaban dunia yang semakin terbuka. Butir Padi berjumlah 27 buah melambangkan nomor dari Undang-undang pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu UU No.27 Tahun 2000,dan Buah Lada, berjumlah 31 buah melambangkan Kepulauan Bangka Belitung merupakan Propinsi ke 31 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Padi dan buah lada juga melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran. Balok Timah, melambangkan kekayaan alam (hasil bumi pokok) berupa timah yang dalam sejarah secara social ekonomis telah menopang kehidupan masyarakat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung selama lebih dari 300 tahun. (diketemukan dan dikelola sejak tahun 1710 Mary Schommers dalam Bangka Tin) Biru Tua dan Biru Muda (Dalam Perisai dan Lingkaran Hitam), melambangkan bahari dunia kelautan dari yang dangkal sampai yang terdalam. Menyiratkan lautan dengan segala kekayaan alam yang ada di atasnya, di dalam dan di dasar lautan yang dapat dimanfaatkan untuk sebesar - besarnya bagi kesejahteraan rakyat. Putih (Tulisan), melambangkan keteguhan dan perdamaian. Kuning ( Padi dan Semboyan), melambangkan ketentraman dan kekuatan. Hijau (Pulau dan Lada), melambangkan kesuburan. Hitam (Outline Lingkaran), melambangkan ketegasan. Serumpun Sebalai, menunjukan bahwa kekayaan alam dan plularisme masyarakat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung tetap merupakan kelurga besar komunitas (serumpun) yang memiliki perjuangan yang sama untuk menciptakan kesejahteraan , kemakmuran, keadilan dan perdamaian. Untuk mewujudkan perjuangan tersebut, dengan budaya masyarakat melayu berkumpul, bermusyawarah, mufakat, berkerjasama dan bersyukur bersama-sama dalam semangat kekeluargaan (sebalai) merupakan wahana yang paling kuat untuk dilestarikan dan dikembangkan. Nilai- nilai universal budaya ini juga dimiliki oleh beragam etnis yang hidup di Bumi Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dengan demikian, Serumpun Sebalai mencerminkan sebuah eksistensi masyarakat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan kesadaran dan cita­citanya untuk tetap menjadi keluarga besar yang dalam perjuangan dan proses kehidupannya senantiasa mengutamakan dialog secara kekeluargaan, musyawarah dan mufakat serta berkerja sama dan senantiasa mensyukuri nikmat Tuhan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Serumpun Sebalai, merupakan semboyan penegakan demokrasi melalui musyawarah dan mufakat.



   PROVINSI DKI JAKARTA 
 
Lambang Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta berbentuk sebagai sebuah perisai bersegi lima. Dalam perisai ini terlukis sebuah pintu gerbang atau gapura. Kemudian di tengahnya ada gambar Monumen Nasional Indonesia yang di sisi kiri dan kanan dilingkari dengan padi dan kapas. Lalu di bawahnya ada gambar gelombang yang dilukiskan secara stilistis. Simbolika lambang Monumen Nasional Indonesia adalah sebuah markah tanah Jakarta sehingga dilukiskan pada lambang ini. Kemudian kapas dan padi melambangkan kemakmuran atau usaha Jakarta yang bertekad mencukupi kebutuhan sandang dan pangan warganya. Gambar gelombang melukiskan lokasi Jakarta di pesisir dan juga Jakarta sebagai kota pelabuhan. Semboyan Jakarta memiliki semboyan Jaya Raya yang artinya ialah lambang semangat kota Jakarta supaya tetap berjaya dan besar.  


       PROVINSI JAWA BARAT 

Lambang Jawa Barat secara keseluruhan adalah sebuah perisai berbentuk bulat telur dengan hiasan pita di bagian bawahnya yang berisikan motto Jawa Barat. Kemudian di tengahnya ada gambar senjata khas dari Jawa Barat yaitu sebuah kujang. Simbolika lambang Makna bentuk dan motif yang terdapat dalam lambang ini ialah : Bentuk bulat telur pada lambang Jawa Barat berasal dari bentuk perisai sebagai penjagaan diri. Ditengah-tengah terlihat ada sebilah kujang. Kujang ini adalah senjata suku bangsa Sunda yang merupakan penduduk asli Jawa Barat. Lima lubang pada kujang melambangkan dasar negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila. Padi satu tangkai yang terdapat di sisi sebelah kiri melambangkan bahan makanan pokok masyarakat Jawa Barat sekaligus juga melambangkan kesuburan pangan, dan jumlah padi 17 menggambarkan tanggal Proklamasi Republik Indonesia. Kapas satu tangkai yang berada di sebelah kanan melambangkan kesuburan sandang, dan 8 kuntum bunga menggambarkan bulan proklamasi Republik Indonesia. Gunung yang terdapat di bawah padi dan kapas melambangkan bahwa daerah Jawa Barat terdiri atas daerah pegunungan. Sungai dan terusan yang terdapat di bawah gunung sebelah kiri melambangkan di Jawa Barat banyak terdapat sungai dan saluran air yang sangat berguna untuk pertanian. Petak-petak yang terdapat di bawah gunung sebelah kanan melambangkan banyaknya pesawahan dan perkebunan. Masyarakat Jawa Barat umumnya hidup mengandalkan kesuburan tanahnya yang diolah menjadi lahan pertanian. Dam atau bendungan yang terdapat di tengah-tengah bagian bawah antara gambar sungai dan petak, melambangkan kegiatan di bidang irigasi yang merupakan salah satu perhatian pokok mengingat Jawa Barat merupakan daerah agraris. Hal ini juga melambangkan dam-dam yang berada di Jawa Barat seperti Waduk Jatiluhur. Arti warna Pada lambang Jawa Barat didapati beberapa warna yaitu: hijau, kuning, hitam, biru, merah dan putih. Warna-warna ini memiliki arti khusus. Warna hijau artinya melambangkan kesuburan dan kemakmuran tanah Jawa Barat. Kuning artinya melambangkan keagungan, kemuliaan dan kekayaan. Hitam artinya melambangkan keteguhan dan keabadian. Biru artinya melambangkan ketentraman atau kedamaian. Merah artinya melambangkan keberanian. Putih artinya melambangkan kemurnian, kesucian atau kejujuran. Motto Jawa Barat Motto Jawa Barat adalah Gemah Ripah Repeh Rapih, yang merupakan sebuah frasa berasal dari bahasa Sunda. Kata gemah-ripah dan repeh-rapih merupakan kata majemuk yang mempunyai arti sebagai berikut : Gemah-ripah : subur makmur, cukup sandang dan pangan. Repeh-rapih : rukun dan damai atau aman sentosa. Arti bebas dari motto daerah Jawa Barat secara keseluruhan ialah menyatakan bahwa Jawa Barat merupakan daerah yang kaya raya dan subur makmur serta didiami oleh banyak penduduk yang hidup rukun dan damai.  


         PROVINSI BANTEN 

Lambang daerah banten berbentuk sebagai sebuah perisai. Dalam perisai ini terlukis sebuah pintu gerbang atau gapura. Kemudian di tengahnya ada gambar menara Masjid Agung Banten yang di sisi kiri dan kanan dilingkari dengan padi dan kapas. Lalu di bawahnya ada gambar gelombang air dan gerigi disertai ditengahnya terdapat landasan pacu bandara Soekarno Hatta. Makna lambang Kubah Masjid, melambangkan kultur masyarakat yang agamis. Bintang bersudut lima, Ketuhanan Yang Maha Esa. Menara Masjid Agung Banten, melambangkan semangat tinggi, yang berpedoman pada petunjuk Allah SWT. Gapura Kaibon, melambangkan Daerah Propinsi Banten sebagai pintu gerbang peradaban dunia, perekonomian dan lalu lintas internasional menuju era globalisasi. Padi berwarna kuning berjumlah 17 dan Kapas berwarna putih berjumlah 8 Tamgkai , 4 Kelopak Berwarna cokelta, 5 KUMTUM BUNGA melambangkan Provinsi Banten merupakan daerah agraris, cukup sandang pangan. 17-8-45 menunjukkan Proklamasi Republik Indonesia. Gunung berwarna Hitam, melambangkan kekayaan alam dan menunjukkan dataran rendah serta pegunungan. Badak bercula satu, melambangkan masyarakat yang pantang menyerah dalam menegakkan kebenaran dan dilindungi oleh hukum. Laut berwana biru, dengan gelombang putih berjumlah 17 melambangkan daerah maritim, kaya dengan potensi lautnya. Gerigi berwana abu-abu berjumlah 10, menunjukkan orientasi semangat kerja pembangunan dan sektor industri. Dua garis marka berwana putih, menunjukkan landasan pacu Bandara Soekarno Hatta, lampu bulatan kuning (beacon light) melambangkan pemacu semangat mencapai cita-cita. Pita berwarna kuning, melambangkan ikaatan persatuan dan kesatuan masyarakat Banten. Badak bercula satu, melambangkan fauna identitas banten yang menjadi warisan dunia. Makna warna Merah - keberanian Putih - suci, arif dan bijaksana Kuning - kemuliaan, lambang kejayaan dan keluhuran Hitam - keteguhan, kekuatan dan ketabahan hati Abu-abu - ketabahan Biru - kejernihan, kedamaian dan ketenangan Hijau - kesuburan Cokelat - kemakmuran Semboyan Semboyan "IMAN TAQWA" sebagai landasan pembangunan menuju Banten Mandiri, Maju dan Sejahtera "Darussalam".


PROVINSI JAWA TENGAH 

Lambang Jawa Tengah berbentuk kundi amerta (cupu manik) dengan bentuk dasar segi lima. Di dalam lambang, terdapat lukisan candi Borobudur, gunung kembar, laut dan gunung, bambu runcing, bintang, padi dan kapas. Di bawah lambang ,terdapat tulisan Prasetya Ulah Sakti Bhakti Praja (Janji akan bekerja keras membangun bangsa dan negara). Kundi amerta dengan bentuk dasar segi lima, melambangkan Pancasila. Candi Borobudur merupakan identitas Jawa Tengah. Gunung kembar memiliki arti persatuan antara rakyat dan pemerintah daerah. Laut dan gunung melambangkan hidup dan kehidupan. Bambu runcing sebagai simbol perjuangan kemerdekaan. Sedangkan bintang, padi, dan kapas melambangkan hari depan rakyat Jawa Tengah menuju masyarakat adil makmur berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.


PROVINSI D.I. YOGYAKARTA




Lambang Daerah Istimewa Yogyakarta atau sering disebut golong-gilig adalah lambang berbentuk bulat (golong) dan silinder (gilig) yang terdiri dari lukisan bintang, padi dan kapas, tugu bersayap, lingkaran merah yang mengelilingi lingkaran putih, dan ompak bertatakan teratai. Gambar bintang pada lambang ini memiliki makna Ketuhanan Yang Maha Esa. Padi dan kapas sebagai simbol kesejahteraan. Tugu bersayap sebagai simbol perikemanusiaan, sayap bagian dalam berjumlah 9 tertuju pada Hamengkubuwono IX dan bagian luar berjumlah 8 tertuju pada Paku Alam VII memiliki makna kepemimpinan. Lingkaran merah putih untuk simbol kebangsaan. Umpak dengan lapik tatakan bunga teratai sebagai simbol kerakyatan.



PROVINSI JAWA TIMUR Lambang Jawa Timur berbentuk perisai dengan bentuk dasar segi lima. Lambang ini terdiri dari gambar bintang, tugu pahlawan, gunung berapi, pintu gerbang candi, sawah ladang, padi kapas, bunga, roda dan rantai. Bintang merupakan lambang Ketuhanan Yang Maha Esa. Tugu pahlawan melambangkan kepahlawanan rakyat Jawa Timur dalam perang kemerdekaan. Gunung berapi melambangkan semangat mencapai masyarakat adil dan makmur. Pintu gerbang candi sebagai simbol cita-cita perjuangan masa lampau dan sekarang. Sawah, ladang, sungai, padi, dan kapas sebagai simbol kemakmuran. Sedangkan roda dan rantai sebagai simbol kekuatan. Di bawah perisai, terdapat tulisan Jer Basuki Mawa Beya, yang memiliki makna keberhasilan membutuhkan kesungguhan



        PROVINSI BALI 

Lambang Bali berbentuk segi lima dan berlukiskan Bali Dwipa Jaya yang berarti Jayalah Pulau Bali. Di dalamnya terdapat gambar bintang, Candi Pahlawan Margarana, Candi Bentar, rantai, kipas, bunga teratai, padi dan kapas. Bintang segi lima, melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Candi Pahlawan Margarana, menggambarkan jiwa kepahlawanan rakyat Bali. Candi Bentar, lambang keagamaan yang agung rakyat Bali. Rantai melambangkan persatuan. Kipas melambangkan kebudayaan Bali. Bunga teratai lambang Singgasana Batara Siwa. Sedangkan padi dan kapas melambangkan kemakmuran.


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 
 
Lambang Nusa Tenggara Barat berlatar belakang perisai sebagai gambaran jiwa pahlawan. Lambang NTB terdiri dari 6 unsur yakni bintang, kapas dan padi, rantai, menjangan, gunung dan kubah. Bintang melambangkan 5 sila Pancasila, kapas dan padi selain melambangkan kemakmuran juga melambangkan tanggal terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Barat tanggal 14 Agustus 1958. Hari tersebut diungkapkan secara simbolik dengan jumlah kuntum dan untaian padi 58. Rantai terdiri dari 4 lingkaran dan 5 persegi, melambangkan tahun 45 (1945) sebagai tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Menjangan, merupakan salah satu satwa yang banyak berada di Pulau Sumbawa. Gunung yang berasap melukiskan kemegahan Gunung Rinjani, sebagai gunung tertinggi di Lombok. Kubah melambangkan ketaatan beragama masyarakat provinsi Nusa Tenggara Barat.



PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 

Lambang Nusa Tenggara Timur berbentuk perisai dengan lima sudut yang memiliki arti perlindungan rakyat, juga berarti lima sila Pancasila. Dalam perisai tergambar bintang, Komodo, padi, kapas, tombak dan pohon beringin. Bintang melambangkan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Komodo dalam lambang adalah satu-satunya reptil prasejarah yang hingga kini masih dilindungi. Binatang purba ini merupakan reptil raksasa yang oleh dunia dinyatakan dilindungi karena jenis hewan ini hanya terdapat di NTT, tepatnya di Pulau Komodo. Banyak wisatawan dari seluruh dunia datang ke pulau ini hanya untuk melihat Komodo. Padi dan kapas melambangkan kemakmuran. Tombak berarti keagungan dan kejayaan. Sedangkan pohon beringin merupakan persatuan dan kesatuan yang tetap terpelihara. Hari terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Timur dilukiskan melalui jumlah padi (14) dan tahun 1958 tertera langsung pada sudut bawah lambang.


PROVINSI SULAWESI BARAT 
 
Lambang Sulawesi Barat berbunyi 'Mellete Diatonganan', yang berarti 'Meniti di Atas Kebenaran'. Di tengah lambangnya, terdapat perahu sande. Arah perahu ke depan dengan layar di sebelah kanan, bermakna bahwa Sulbar mulai berlayar ke depan dengan arah yang benar (kanan). Di bagian atas, tertancap 'Doe Pakka' (Trisula) di gunung, melambangkan kepribadian orang Mandar, yang berarti keberanian, kejujuran, dan keadilan. Bingkai lambang Sulbar diambil dari bentuk dasar 'balenga lita' (panci yang terbuat dari tanah). Bagian atasnya merupakan simbol 'sulapa appe' (empat mata angin) yang di dalamnya bertuliskan Sulawesi Barat.


PROVINSI SULAWESI UTARA 

Lambang Sulawesi Utara berbentuk perisai segi lima. Di dalam perisai terdapat simbol seuntai biji jagung dan padi yang jika dijumlahkan berjumlah 45 buah. Cengkih 17 buah, dan pala 8 buah, merupakan simbol pengakuan kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945. Selain itu, terdapat juga simbol pohon kelapa di bagian tengah yang merupakan salah satu tumbuhan utama yang menjadi andalan perekonomian Sulawesi Utara.





PROVINSI SULAWESI TENGAH 

Lambang Sulawesi Tengah berbentuk seperti jantung. Di dalam lambang terdapat simbol bintang, pohon kelapa, padi dan kapas, dan gelombang. Bintang merupakan lambang Ketuhanan YME dan keteguhan dalam mencapai cita-cita yang tinggi. Pohon kelapa merupakan tumbuhan yang menjadi komoditas untuk menyejahterakan rakyat Sulawesi Tengah. Padi dan kapas sebagai lambang kemakmuran. Kapas berkuncup 13, bergigi 4 pada kelopaknya, padi berbiji 19, alur gelombang atas berjumlah 6 dan gelombang bawah berjumlah 4 merupakan simbol hari jadi provinsi Sulawesi Tengah yaitu 13 April 1964.








PROVINSI SULAWESI SELATAN 

Lambang Sulawesi Selatan terdiri dari unsur bintang, padi dan kapas, banteng sombu opu, badik, gunung dan petak sawah, dan perahu pinisi. Bintang sebagai simbol kepercayaan terhadap Tuhan YME. Padi dan kapas melambangkan kemakmuran. Banteng sombu opu sebagai simbol kepahlawanan yang gagah berani. Badik merupakan senjata khas Sulawesi Selatan. Gunung dan sawah adalah pangkal menuju masyarakat sosialis Indonesia. Sedangkan perahu pinisi merupakan simbol jiwa bahari para pelaut Bugis yang terkenal



PROVINSI SULAWESI TENGGARA 

Lambang Sulawesi Tenggara atau disebut perisai lima adalah lambang Sulawesi Tenggara yang terdiri dari lukisan kepala anoa (anuang), mata rantai, dan padi dan kapas. Anoa adalah hewan khas Sulawesi Tenggara. Mata Rantai yang bersambung menjadi satu merupakan simbol persatuan yang kokoh. Sedangkan padi dan kapas merupakan cita-cita untuk memakmurkan rakyat.





PROVINSI GORONTALO 
 
Lambang Gorontalo memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Bagian luar berbentuk perisai atau jantung yang memberi makna kesetiaan sebagai pelindung kehidupan rakyat Gorontalo Bagian dalam berbentuk bulat lonjong atau bulat telur yang memberi makna adanya gagasan, ide atau cita-cita yang indah, yang kelak menetas menjadi sesuatu kesejahteraan hidup rakyat Gorontalo. Bentuk dalam menampakkan keserasian formasi gambar yang terdiri dari warna putih di tengah dan diikuti oleh posisi padi - bintang, kapas - rantai memberi makna adanya keteraturan adat, agama, hukum dalam semua pola kehidupan masyarakat. Memiliki nuansa global Warna biru keunguan adalah warna yang memberi makna tenang, setia dan selalu ingin mempertahankan kebenaran dan harapan masa depan yang cerah model pohon kelapa yang melengkung memberi makna gerak dinamis dan tidak diam tetapi selalu berbuat untuk masa depan Sayap maleo yang mengembang memberi makna dinamika siap untuk tinggal landas dan siap bersaing Buku yang terbuka melambangkan keinginan masyarakat untuk untuk siap meraih prestasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi serta iman dan taqwa secara terus menerus Bintang mengandung makna global jika dikaitkan dengan cita-cita yang tinggi yaitu "Gantungkan cita-cita setinggi bintang di langit" Pita mempunyai makna keinginan masyrakat Gorontalo untuk menyerap, merekam dan memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi Memiliki nuansa nasional Padi dan kapas yang mengandung makna kemakmuran dan kesejahteraan seperti pada Pancasila Rantai mempunyai makna adanya pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika Memiliki nuansa lokal Bintang adalah lambang keagamaan, sehingga selaras dengan filosofi "Adat bersendikan syara, syara bersendikan Kitabullah" Benteng Rantai mempunyai makna adanya pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika Pemaknaan warna dan simbol-simbol lainnya dalam lambang Simbol rantai yang memberi makna pada peristiwa patriotik Rantai yang berjumlah 23 butir melambangkan tanggal 23 Januari Kapas yang berjumlah 19 buah dan padi berjumlah 42 butir melambangkan tahun 1942 Sayap maleo yang berjumlah 16 helai melambangkan lahirnya Provinsi Gorontalo pada tanggal 16 Februari 2000 Warna: Hijau: kesuburan Kuning: keagungan dan kemuliaan Putih: kesucian dan keluhuran Merah: keberanian dan perjuangan  


     PROVINSI MALUKU 

Lambang Maluku berbentuk perisai bersudut tiga. Di dalam perisai terdapat lukisan daun sagu dan daun kelapa, mutiara, pala dan cengkih, tombak, gunung, laut, dan perahu. Sagu merupakan sumber kehidupan dan makanan pokok daerah Maluku. Kelapa adalah hasil bumi Maluku. Mutiara adalah hasil alam khas Maluku. Tombak sebagai simbol kesatria. Gunung merupakan simbol kekayaan hasil hutan yang melimpah. Sedangkan laut dan perahu adalah simbol persatuan dan kesatuan yang kekal abadi. Dalam lambang, terdapat motto daerah bertuliskan Siwa Lima yang artinya milik bersama.



PROVINSI MALUKU UTARA 
 
Lambang Maluku Utara berbentuk perisai segilima, yang di dalamnya terdapat gambar bintang, gunung, laut, padi dan kapas, serta tulisan 1999 yang merupakan tahun berdirinya provinsi Maluku Utara. Adapun makna dari gambar tersebut adalah: Bintang melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Gunung sebagai symbol kekayaan hasil hutan yang melimpah. Laut adalah lambing persatuan dan kesatuan. Padi dan kapas adalah lambing kemakmuran.


       







      PROVINSI PAPUA 

Lambang Papua berbentuk perisai berpaju lima, menggambarkan kesiapsiagaan dan ketahanan. Lima paju menunjukkan keseluruhan unsur Pancasila. Dalam perisai berpaju lima terdapat gambar tiga buah tugu berdiri di atas tumpukan batu bersusun 5 dan 9 menggambarkan perjuangan Trikora dan kemenangan Pepera tahun 1969. Padi dan kapas, masing-masing berjumlah 7 butir dan 8 buah kapas dengan tangkai terikat sehelai pita bertekuk 4 dan berjurai 5. Secara keseluruhan melukiskan Proklamasi 17 Agustus 1945, hari kemerdekaan Republik Indonesia. Tiga buah gunung berjajar sama tinggi, berpuncak salju menggambarkan ciri provinsi Papua.








PROVINSI PAPUA BARAT 


Lambang Papua Barat memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Tulisan Papua Barat menjelaskan nama Provinsi Papua Barat. Bintang berwarna putih bermakna Ketuhanan Yang Maha Esa dan cita-cita serta harapan yang akan diwujudkan. Pohon dan ikan bermakna bahwa Provinsi Papua Barat memiliki sumber daya hutan dan sumber daya laut yang berpotensi untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Menara kilang dengan semburan api berwarna merah bermakna bahwa Provinsi Papua Barat memiliki kekayaan bahan tambang yang melimpah. Leher dan kepala burung Kasuari menghadap ke kanan dalam bidang lingkaran hijau bermakna bahwa Provinsi Papua Barat secara geografis terletak di wilayah leher dan kepala burung Pulau Papua, sekaligus memilki filosofi ketangguhan, keberanian, kekuatan dan ketahanan menghadapi tantangan pembangunan dimasa depan serta berkeyakinan bahwa dengan semangat persatuan dan kesatuan, kesinambungan pembangunan akan mewujudkan masa depan yang cerah. Bidang Hijau yang diapit 3 (tiga) bidang biru bermakna kesatuan tekad dan perjuangan dari 3 (tiga) unsur: pemerintah, rakyat/adat dan agama mewujudkan keberadaan Provinsi Papua Barat. Perisai dengan warna dasar biru bersudut lima bermakna bahwa provinsi Papua Barat berasaskan Pancasila yang mampu melindungi seluruh rakyat. Sepasang pelepah daun sagu, masing-masing pelepah bagian kanan terdiri dari 12 (dua belas) pasang anak daun, bagian kiri terdiri dari 10 (sepuluh) pasang anak daun yang diikat oleh dua angka sembilan bermotif ukiran karerin budaya Papua, bermakna bahwa Provinsi Papua Barat dibentuk pada tanggal 12 Oktober 1999 sebagai Provinsi ke-2 di Tanah Papua dan ke-31 di wilayah NKRI. Sagu merupakan makanan pokok masyarakat Provinsi Papua Barat yang melambangkan kesejehteraan dan kemakmuran. Seutas pita berwarna kuning bertuliskan "CINTAKU NEGERIKU" terletak di bagian bawah perisai merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perisai bermakna folosofis perjuangan seluruh komponen masyarakat untuk mempertahankan keberadaan Provinsi Papua Barat dalam bingkai NKRI.

Demikian Semoga Bermanfaat. Sekali Merdeka Tetap Merdeka.

0 comments

Post a Comment